Evaluasi Kinerja Pelayanan Angkutan Kota di Kota Palu (Studi Kasus Trayek Mamboro Manonda Line B2)

Authors

  • Anastasia Anastasia Program Magister Teknik Sipil Minat Perencanaan Wilayah Dan Kota, Universitas Brawijaya
  • Ismu Rini Dwi Ari Jurusan Perencanaan Wilayah Dan Kota Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
  • Imma Widyawati Agustin Jurusan Perencanaan Wilayah Dan Kota Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Abstract

Peningkatan jumlah penduduk yang diiringi dengan perbaikan ekonomi, menuntut ketersediaan moda angkutan dalam jumlah cukup dan memadai. Di Kota Palu sendiri jumlah armada angkot mengalami penurunan seiring dengan menurunnya minat pengguna angkutan kota Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja pelayanan angkutan kota berdasarkan tingkat kepuasan pengguna sehingga angkutan kota kembali menjadi moda trasportasi utama bagi masyarakat Kota Palu. Dalam mengevaluasi kinerja pelayanan angkutan kota (line B2)dari sisi supply di Kota Palu, menggunakan dua parameter penilaian standar penilaian minimum (SPM)  yaitu PM Nomor 98 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan minimal angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum dalam trayek dan Petunjuk  Teknis penyelenggaraan Angkutan Penumpang Perkotaan Dirjen Perhubungan Darat RI , 2002. Untuk  menilai  persepsi masyarakat  terhadap  kondisi  dan  tingkat  pelayanan angkutan  kota menggunakan Severity Index. Pada hasil analisis pelayanan moda angkutan kota angkutan kota (line B2)termasuk kategori kurang sementara tingkat pelayanan trayek angkot line B2 termasuk kriteria â€baik. Secara umum penilaian persepsi masyarakat berdasarkan tingkat kepuasan terhadap angkutan kota  line B2 trayek Mamboro-Manonda di Kota Palu, dari lima dimensi SERVQUAL, tiga dimensi yaitu Tangibles(bukti langsung)dan , Reliability (kehandalan), nilai severity indeksnya berada di antara 12,5% sampai 37,5% termasuk skala penilaian persepsiâ€Rendahâ€, sedangkan pada kategori Responsiveness(daya tanggap), Assurance (jaminan/adanya kepastian), serta dimensi Empathy(empati), nilai severity indeksnya berada di antara 37,5 % sampai 62,5 % yaitu dalam kategori sedang . Indeks kepuasan terhadap kinerja pelayanan berdasarkan persepsi masyarakat yang memiliki nilai terendah adalah lama menunggu angkot yaitu sebesar 33,5 % sementara indeks nilai tertinggi terkait perilaku pengemudi yaitu penggunaan bahasa dalam memberikan informasi yaitu sebesar 55,5%.

Kata kunci: Angkutan kota, Kinerja pelayanan, Severity Indeks

Downloads

Issue

Section

Articles